Joglomedia.com- Kementerian Luar Negeri Sudan Selatan tetangga Sudan melaporkan bahwa gencatan senjata akan berlangsung dari 4-11 Mei.
Dalam pernyataannya, Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, menekankan pentingnya kedua belah pihak mencapai gencatan senjata yang lebih lama dan menunjuk perwakilan ke meja perundingan.
Militer Sudan dan RSF sama-sama setuju untuk mengirim perwakilan ke negosiasi, tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Lionel Messi Dapat Hukuman dari PSG Usai Melakukan Kunjungan Ke Arab Saudi, Ini Alasannya
Sudan Selatan telah ditunjuk sebagai salah satu negara tempat pembicaraan damai antara kedua belah pihak akan berlangsung. Ia juga menawarkan untuk menengahi konflik di Sudan.
Pertempuran di Sudan pecah di ibu kota Khartoum pada 15 April karena perselisihan antara Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, komandan tentara reguler negara itu, dan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, pemimpin RSF, tentang waktu penggabungan.
Pertempuran sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 512 orang dan hampir 4.200 terluka, menurut Al Jazeera.
Konflik juga telah memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi di dalam negeri, sementara lebih dari 100.000 orang telah melarikan diri ke perbatasan tetangga, menurut Reuters .
Baca Juga: Resep Sambal Cumi Pedas dan Cara Simple Masaknya, Cocok Jadi Ide Menu Berbuka Puasa
Dalam tiga minggu sejak pecahnya konflik, kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata dengan tenggat waktu yang berbeda, namun pertempuran masih tercatat di ibu kota Khartoum.
Sudan telah bergolak sejak sebelum konflik antara kedua jenderal berubah menjadi konflik bersenjata.
Pertempuran tersebut mengancam akan mengganggu transisi negara ke pemerintahan sipil dan mengancam akan menyebar ke negara-negara tetangga***