Joglomedia.com- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengirim kepala Urusan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths sebagai utusan ke wilayah Sudan, kata juru bicaranya, Minggu.
Pengumuman itu dikeluarkan ketika tentara dan paramiliter bersenjata lengkap di Khartoum terus bertempur, bahkan ketika gencatan senjata yang dilanggar diperpanjang selama 72 jam.
"Skala dan kecepatan yang terjadi belum pernah terjadi sebelumnya di Sudan," kata Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kalah Telak Lawan Arsenal, Frank Lampard Ungkap Permainan Timnya Pasif Karena Hal Ini
"Saya sedang dalam perjalanan ke wilayah tersebut untuk mengeksplorasi bagaimana kami dapat memberikan bantuan segera kepada jutaan orang yang hidupnya terbalik dalam semalam," kata Griffiths dalam pernyataan terpisah pada Minggu.
Penjarahan besar-besaran di kantor dan gudang kemanusiaan telah "menghabiskan sebagian besar persediaan kami. Kami sedang mencari cara mendesak untuk membawa masuk dan mendistribusikan persediaan tambahan," katanya.
Lebih dari 500 orang tewas dan puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka ke lokasi yang lebih aman di dalam negeri atau di luar negeri sejak pertempuran meletus pada 15 April.
Baca Juga: Lionel Messi Dapat Hukuman dari PSG Usai Melakukan Kunjungan Ke Arab Saudi, Ini Alasannya
Griffiths mengatakan bahwa keluarga berjuang untuk mengakses air, makanan, bahan bakar dan komoditas lainnya, dengan beberapa tidak dapat pindah karena biaya transportasi keluar dari daerah yang paling parah terkena dampak.
Perawatan kesehatan yang mendesak sangat dibatasi, meningkatkan risiko kematian yang dapat dicegah, kata Griffiths.
Lima kontainer cairan infus dan persediaan darurat lainnya berlabuh di Port Sudan menunggu izin dari pihak berwenang, tambahnya.***
Artikel Terkait
Gencatan Senjata di Sudan Telah Disepakati Selama 7 Hari, Warga Terpaksa Harus Mengungsi
Hantaman Jet Israel Semakin Gencar dalam Pertempuran Usai Kematian Seorang Penyerang Kelaparan